وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).


You are viewing 3 posts for 2011 with the tag cikapundung

Global Warming, Sebuah Anekdot

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan kepada seluruh negara-negara anggotanya agar lebih memperhatikan dengan seksama akan tanda-tanda bahwa di Planet yang kita huni ini makin lama makin terasa panas (Global Warming) disebabkan oleh berbagai-bagai akibat dari kemajuan industri. Peringatan ini khususnya adalah mengenai sungai-sungai besar maupun kecil di dunia ini, untuk memelihara "Hulu Sungai" atau "mata air" di pegunungan agar tetap mengalirkan air untuk keperluan hidup manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan di Planet ini dimasa yang akan datang. Diusahakan agar penanaman pepohonan di hutan-hutan maupun dikota-kota di galakkan. Terutama hutan-hutan dimana ada mata-airnya untuk dilindungi jangan sampai dijarah penduduk.

Pikiran saya melayang-layang membayangkan bagaimana kalau "mata air" sungai-sungai itu berhenti mengalirkan air. Saya membayangkan bagaiman kalau "Cikapundung" di kota Bandung itu kering sama sekali. Barangkali 20 - 30 tahun yang akan datang, saya akan bingung melihat Cikapundung mulai dari Babakan Siliwangi sampai ke Pasirmalang, ternyata sekarang diatasnya dipakai untuk jalurlayang Bus Kota Bertenaga Listrik serta dibawahnya sepanjangnya ternyata sudah, menjadi "Mall". Malah dikatakan bahwa Mall diatas bekas Cikapundung ini merupakan Mall yang terpanjang sedunia. Segala macam barang dijual dengan harga miring, merupakan tempat berbelanja para turis, turis lokal maupun dari Luar Negeri. Diantara toko-toko terselip warteg, restoran dari berbagai makanan se-Nusantara malah ditemukan juga restoran menjual makanan orang bule seperti Pizza, Pasta, steak dan berbagai macam sandwiches.

Dalam perjalanan dari Bandara ke rumah Paman saya, saya bertanya kepada supir taksi, yang mana kendaraanya mobil hybrid rakitan dalam negeri:" Mang, apa Cikapundung saja yang mengering "

Jawab supir taksi: " Ooh, tidak Pak, hampir semua sungai di Jabar sudah ganti nama, kata "Ci"-nya sudah menghilang". Kata "Ci" dalam bahasa Sunda artinya "air". Kemudian saya meneruskan pembicaraan:" Kalau begitu Cibatu tinggal batunya saja sekarang ini'

Jawab supir:" Oh iya Pak, batunya banyak sekali bertebaran sepanjang jalan, diselokan, dikebon dan disawah-sawah. Saking banyak susah kalau berjalan kaki, harus bawa linggis untuk menyingkirkan agar dapat melangkah"

Saya menjawab:" Wah membuat banyak orang susah hidup kalau begitu"

Jawab supir:" Tidak semuanya Pak, malah ada yang makmur"

Supir melanjutkan pembicaraanya:" Di Desa Cibangkong, malah penduduk disana kaya-kaya, Bangkongnya (Katak) banyak sekali dimana-mana sampai di atap rumah, sekarang diekspor ke Hongkong dan Taiwan"

Saya menjawab:" Wah hebat juga yah"

Supir meneruskan ceritanya:" Itu belum apa-apa Pak, di Ciranjang, wah.... ranjang dimana-mana Pak, kolam ikan penuh dengan ranjang, dibelakang rumah banyak ranjang, pantesan di Desa itu KB tak berjalan dengan baik"

Saya bertanya:" Kalau di Ciamis bagaimana"

Supir menjawab:" Ci-nya hilang tinggal amisnya(manisnya) doang Pak, wah mojang-mojang disana manis-manis Pak kalau ketawa atau mesem"

Si Supir meneruskan:" Yang repot di Desa Cibiru, Pak, penduduk disana pada babak belur Pak, sepertinya dipukulin sama bambu. Badanya biru-biru semua" Saya bertanya lagi:" Kalau di Cihideung (Hitam) bagaimana "

Supir menjawab:" Wah tak usah kesana Pak, penduduknya sekarang imigran dari Afrika Pak". Saya menjawab:" ooh begitu"

Supir kembali bertanya :" Bapak asal dari mana Pak,"

Saya menjawab:" Asal dari Desa Cibubur, sudah 50 tahun lebih tidak pulang"

Supir menjawab setelah menoleh kepada saya :" Wah cocok sekali Pak, Ci-nya sudah hilang sekarang tinggal buburnya doang. sekarang tempat tinggal pensiunan dan kakek/nenek jompo. Mereka makannya, pagi bubur kacang ijo, siang bubur ayam, malem bubur ketan" Saya termenung, apa sudah kelihatan begitu tua saya ini ?

Supir bertanya: " Dimana berhentinya di Jalan Cimanuknya Pak"

Saya menjawab:" Itu nomer sepuluh".

Masih juga sang supir berkomentar:" Untung Bapak tinggal di "Jalan" Cimanuk bukannya di desa Cimanuk. Engga ada Ci-nya tapi manuknya yaah banyaknya luar biasa. Malah suka bertengger di pundak. Kalau kebetulan bertengger di kepala, orang pada ketawa...Si Bapak manuknya di kepala!!"

Tersentak dari lamunan, lantas melangkah ke dapur meyeduh kopi. Sambil duduk menikmati kopi, bulu kuduk berdiri, ingat kalau kejadian semua sungai di Jabar hilang "Ci"-nya. Cijantung tak ada Ci-nya, tinggal jantung bergelantungan, Cilandak tak ada "Ci"-nya, penuh dengan landak. Minum kopi tak ada "Ci"nya, menyeruput bubuk kopi namanya. Ayo kita galakkan menanam sejuta pohon !

===mangSi102211==


Mass Transit Bandung

Rp. 4 trilyun untuk Monorail di Bandung.

Sebagai kota besar dengan penduduk 4 juta serta jalan-jalan yang tidak pernah mengalami perlebaran serta jumlah bermacam-macam kendaraaan yang berada dijalanan, adalah wajar untuk memperkenalkan suatu sistim pengangkutan umum yang cepat, dapat mengangkut penumpang dengan jumlah besar, murah dan nyaman.

Pertama-tama harus di-ingat dan dimengerti bahwa pengangkutan umum dikota-kota besar di dunia dimana saja tidak sekali lagi tidak untuk mengejar keuntungan. Tersedianya pengangkutan umum ini adalah lain tidak untuk kesejahteraan penduduk kota itu sebagai imbalan balik dari Pemerintah setempat. Dengan arti kata lain subsidi pemerintah sangat diperlukan. Apakah subsidi itu sewaktru pembangunan awal ataupun subsidi dalam pengoperasiannya.

Kemudian pertanyaan berikutnya, jenis pengangkutan umum apa kiranya yang cocok untuk di bangun. Apakah pengangkutan umum didalam tanah atau dipermukaan. Kalau ditentukan suatu sistim pengangkutan didalam tanah, apakah itu berupa kereta api ? Memang bila dipakai kereta api dengan beberapa gerbong, dapat mengangkut jumlah penumpang yang banyak dalam sekali jalan. Kenyataannya bahwa dengan memakai kereta api listrik umpamanya, ongkosnya sangat mahal. Kereta api listrik memerlukan rel besibaja, kemudian balok-balok kayu sebagai bantalan rel, rel "ketiga" untuk menyalurkan listrik tegangan tinggi sebagai sumber tenaga penggerak kereta api. Karena listrik yang diperlukan adalah listrik tegangan tinggi, diperlukan "sub-station listrik" untuk menurunkan tegangan tinggi itu agar dapat dipakai sebagai tenaga penggerak kereta api. Diperlukan "sub-station-listrik" dalam jarak-jarak tertentu. Dan tentunya diperlukan Pembangkit Tenaga Listrik untuk keperluan Tegangan Tinggi yang diperlukan oleh Kereta Api ini. Untuk mendapatkan tenaga dorong awal bagi kereta api listrik ini, saat maju dari berhenti di stasiun untuk meluncur maju, diperlukan motor listrik bertenaga besar dan motor llistrik yang memakai aliran listrik DC. Karena dalam menyalurkan listrik DC, kehilangan tegangan dari PTL sampai ke pemakaian di "rel ketiga" kereta api sangat besar, oleh karena itu diperlukan listrik dengan Tegangan Tinggi.

Mahalnya pembangunan Mass Rapid Transit memakai kereta api listrik, apakah didalam tanah atau dipermukaan adalah banyak peralatan yang diperlukan dalam pengoperasiannya. Seperti Pembangkit Tenaga Listrik Tegangan Tinggi, penyaluran listrik tenaga tinggi ini, menurunkan Listrik Tegangan Tinggi ini dalam jarak-jarak tertentu sepanjang route Kereta Api Listrik itu, tentu relnya yang terbuat dari besi-baja serta bantalan-bantalannya. Dan tentunya gerbong-gerbongnya dimana setiap gerbong paling sedikit diperlukan dua motor listrik sebagai penggerak gerbong itu.

Bagaiman kalau sebagai landasan berpikir dalam Pengangkutan Umum di Kota ini kita pakai sebagai berikut: "Pengangkutan umum bukan saja mengangkut penumpang dalam jumlah besar dalam sekali angkut tetapi suatu pengangkutan penumpang dimana alat pengangkutnya itu tiba dan berangkat dari satu stasion tepat dengan jadwal dan frekwensi kedatanganya disetiap setasiun itu lebih sering"

Jikalau kemampuan pengangkutan umum itu untuk mengangkut penumpang tidak banyak, namun kedatangan pengangkutan umum berikutnya tidak lama, bagi penumpang tidak akan menjadi persoalan besar, asal ada yang mengangkut dan dapat berdiri atau duduk dengan nyaman. Dengan arti kata lain, alat pengangkutan umum itu tidak perlu mampu mengangkut penumpang dalam jumlah besar. Sekali berangkat mengangkut seribu penumpang, tetapi menunggu kedatangan alat pengangkut berikutnya setengah jam, apakah lebih baik dengan alat pengangkutan yang daya angkutnya lebih kecil tetapi kedatangan alat pengangkut berikutnya setiap 5 menit, umpamanya. Jadi pengangkutan umum (Mass Rapid Transit) itu tidak perlu kereta api listrik bergerbong-gerbong. Kalau tidak perlu kereta api listrik, berarti tidak perlu rel-rel, tidak perlu bantalan-bantalannya, tak perlu rel ketiga sebagai penyalur tegangan listrik, tidak perlu sub-station-listrik dalam jumlah banyak, tidak perlu Pembangkut Tenaga Listrik. Berarti mengurangi ongkos pembangunan awal. Mungkin dari Rp.4 milyar ongkos pembangunan Monorail itu dapat diturunkan dengan drastis.

Timbul pemikiran akan suatu sistim pengangkutan umum selain kereta api listrik, kalaupun tenaga penggeraknya listrik, tetapi tidak memerlukan Listrik Tegangan Tinggi serta Pembangkit Tenaga Listriknya, dan tentunya peralatan lainnya. Apakah itu sistim pengangkutan umum dibawah tanah atau diatas tanah berupa monorail.

Pengangkutan umum di Kota Bandung dapat berupa kombinasi antara Pengangkutan Umum di bawah tanah, diatas tanah berupa monorail dan bus-bus kota yang ukurannya disesuaikan denagn keadaan fisik jalanan. Keperluan bus-bus ini adalah dalam pengangkutan penumpang ke/dari stasiun Pengangkutan Umum di bawah tanah atau monorail.

Pengangkutan umum dibawah tanah dapat dibangun sepanjang jalan Raya yang membelah kota Bandung dari Barat sampai ke timur (Cimahi= Rancaekek). Dengan membuat terowongan dari besi beton bertingkat. Terowongan beton yang dibawah dipakai sebagai penampung limbah dari rumah-rumah dan air hujan. Kemudian dibuang ke Cikapundung. Bagian atas adalah terowongan untuk Pengangkutan Umum. Terowongan ini merupakan jalan dua arah bagi alat pengangkutan umum. Dikedua jalur ini dibangun "alat pengarah" dari beton seperrti monorail.

Dengan kemajuan teknologi dapat saja dipikirkan membangun Bus dengan badan dari bahan yang ringan berupa fiberglass, re-enforced plastics, ferro-cement atau bahan plastik lainnya. Dikarenakan berat Bus yang ringan memungkinkan dipasang tenaga penggerak ukuran kecil dan murah. Berarti dapat dipasang motor listrik yang tidak mahal. Tenaga listrik untuk memutarkan motor listrik ini dapat dipakai seperangkat batre. Batre-batre diisi dengan memakai Tenaga Surya. Setiap setasiun, atapnya dipasang Solar Panel untuk mengisi perangkat batre, listrik dari batre ini disalurkan melalui kawat dilangit-langit terowongan, melalui kabel listrik seperti Tram listrik memutarkan motor listrik untuk menggerakkan Bus listrik.

    • Bus Listrik Batre Satu
    • Bus Listrik  Batre
    • Bus Litrik Batre Dua
  • Previous
  • Next

Untuk pengiritan dalam pengadaan tenaga listrik, setiap stasiun menjadi penyalur tenaga listrik dari perangkat batrenya untuk memutarkan motor listrik yang dipasang disetiap Bus ini hanya untuk jarak tertentu. Dan untuk jarak selanjutnya tenaga listrik dari stasiun berikutnya menjadi penyalur listrik dan penggerak motor listrik dari Bus ini.

Dengan demikian perangkat batre disetiap stasiun tidak perlu besar dan tidak memerlukan ruangan yang luas.

Dengan badan Bus yang ringan, serta kemampuan yang tidak besar dalam menampung penumpang, konstruksi terowongan beton tidak diperlukan dibangun dengan daya tahan yang besar untuk menyanggah berat alat pengangkutan umum beserta penumpangnya. Pengiritan dari besi bertulang dan semen dapat dicapai serta waktu pembangunannya dapat dipercepat. Berarti menurunkan ongkos pembangunan.

Tempat duduk penumpang didalam Bus terdiri dua tingkat. Tingkat atas hanya tempat untuk duduk, bagian bawah kombinasi tempat duduk dan tempat berdiri. Agar selalu tersedia udara segar didalam terowongan, dibangun menara angin untuk menghembuskan udara segar kedalam terowongan. Menara ini berupa pohon kelapa atau pohon pinang buatan. Tangkai dan daun-daunnya adalah keping-keping Solar Cell untuk mengisi batre dimana listriknya memutarkan motor listrik menghembuskan udara segar melalui badan pohon tiruan ini kedalam terowongan.

Jalur pengangkutan umum arah Utara - Selatan berupa bangunan beton diatas tanah sebagai jalur dua arah bus-bus listrik. Ditengah kedua jalur ini dbangun rel tegak lurus dari beton sebagai alat pengarah jalannya Bus, seperti monorail. Karena Bus-Bus ini berjalan diatas tanah, atap dari Bus-Bus ini dipasang keping-keping Solar Cell dari Solar Cell ini listriknya langsung mengisi batre dan batre langsung memutarkan motor listrik sebagai tenaga penggerak. Tidak perlu jaringan kawat penyalur tenaga listrik, tidak perlu ada penyimpanan batre di tiap perhentian Bus ini. Perangkat batre didalam Bus ini berupa satu unit yang dapat dipindahkan dan diganti dengan perangkat batre yang baru diisi dalam waktu singkat pada tempat pemberhentian Bus tertentu sepanjang route Bus ini. Usaha dalam pencegahan Bus mogok ditengah jalan karena batre mati. Umpamanya dalam keadaan hari yang mendung atau hujan.

Semua kendaraan Bus pengangkutan umum ini terdiri dari satu jenis. apakah yang didalam tanah, diatas tanah dengan sistim monorail atau diatas jalanan. Dengan demikian terutama motor listriknya adalah dari ukuran dan kekuatan yang sama serta suku cadang yang sama pula. Demikian pula ukuran ban, remnya dan lain-lainya.

Jalur Pengangkutan Umum diatas tanah sistim monorail dengan Bus lsitrik sebagai alat pengangkutnya, dibangun bangunan besi beton bertulang sepanjang sungai Cikapundung mulai dari Utara sampai ke perbatasan kota Bandung di Selatan. Ada bagian dari Cikapundung yang terbuka, saparuh terbuka dan tertutup sama sekali dimana diatasnya dipakai sebagai jalur monorail Bus Listrik. Dari jalan Dalem Kaum terus keselatan, pinggiran Cikapundung ini dibangun besi beton, mencegah banjir dan mencegah tanah longsor. Dalam waktu-waktu tertentu dasar dari Cikapundung ini dikeruk untuk memperdalam serta menambah kemampuan untuk menampung air terutama di musim hujan.

Dikemudian hari, dari titik paling akhir di Selatan dibangun jalur monorail diatas tanah yang menghubungkan ke Rancaekek dan ke Barat ke Cimahi.

===mangSi 09010/11===


Walungan Cikapundung di Bandung

    • Sungai Cikapundung
Sungai Cikapundung terjepit di antara pemukiman yang padat. Mungkin juga kumuh. Sungai dekat perumahan sering mengalami pendangkalan karena aktivitas membuat sampah, memancing, MCK, dll dari warga setempat. Yang ujung2-nya mendatangkan air bah/ banjir, karena daya tampungnya menjadi berkurang. Apalagi curah hujan akibat pemanasan global makin besar dari hari ke hari. Jika akan dijadikan ikon seperti Venesia, pekerjaan raksasa harus dilakukan oleh para pemangku kepentingan. Mulai dari penertiban di bantaran sungai.

(Redaksi NP, Sumber : http://anisavitri.wordpress.com/2010/01/19/rp-500-milyar-biaya-monorel-sungai-cikapundung-akan-direvitalisasi/)


Ayana walungan Cikapundung di Bandung, tangtuna ku nu ngabukbak leuweung jeung ngajadikeun lahan bakal dicicingan ku jelema, geus ningali yen walungan ieu tah penting pisan jang Kota Bandung.

Ayeuna ngan kudu jadi pikiraneun urang kumaha sangkan ayana Walungan Cikapundung ieu teh bener-bener gede kagunaana jang balarea. Nya tangtungna ka Warga Kota Bandung.

Naha dipikiran Cikapundung teh rek dijadikeun "reservoir" jang wadah cihujan sangkan Kota Bandung pangpangan nu di kidul teu kabanjiran. Oge ieu "reservoir" caina bisa dipake mun keur musin halodo. Nya jang naon wae., ngumpulkeun cai jang kaperluan Pemadam Kebakaran atawa caina dipake jang ngabaseuhan jalan-jalan ngarah teu teu panas teuing mun beurang-beurang. Oge mun aya angin ngagelebug, ngurangan kebul. Caina disemprotkeun tina truk.

Atawa mun rek dipake jang "penampungan air limbah penduduk" (sewer system), supaya "kotoran"-na namper kahandap, nya dijieun "pintu-pintu air" ditempat-tempat sapanjang walungan jiga balong. Nya balong-balong ieu dikeruk sataun sakali samemeh musim hujan. Sangkan leuwih jero jadi "kapasitas penampungan"na oge leuwih gede. Meureun ku dikerukna balong-balong ieu meunang disebutkeun "penjegahan banjir". Disisi balong dijieun WC umum, ditutup luhurna.

Kumaha eta miceunan anu "koneng-koneng ngambang" ? Nya eta balong dipelakan lauk emas. Disadiakeun tempat jang nguseup, dikontrakeun ku Pemda ka pausahaan. Aya tempat khusus jang barudak teu kudu mayar. Keun sina anteng nguseup tibatan ulin di jalanan atawa minuhan Mall. Oge teu salah mun eta "balong-balong" dipelakkan eceng gondok. Beukirea eceng gondokna leuwih hade. Nya ngurangan kokotor, boa mun nepi ka Pasirmalang caina geus rada herangan. Atawa leuwih jauh deui, ngarah leuwih rea eceng gondokna. Boa meureun sugan we caina bisa disaring deui jeung dibersihan make obat-obatan, sugan kapake jadi "ciherang". Tapi kudu diinumna mun geus jadi ci asak tiis tina kendi.

Oge "pintu=pintu air" ieu nahan runtah-runtah bangsana plastik kaleng jeung nu laenna. Oge ieu bisa dikontrakeun ka pausahaan, panghasilan anyar jang Pemda.

Oge Cikapundung bisa dijieun "penampungan air hujan". Tangtuna kudu diwangun riool-riool sapanjang jalan. Riool-riool ieu ukuranna kudu gede.sababna dipake jang miceun "air limbah penduduk" jeung cihujan nu dipiceun ka Cikapundnung. Cihujan salain aya jalana jang dipiceun ka Cikapundung, oge ngerok runtah-runtah sesa-sesa "air limbah penduduk" sakalian dipiceun ka Cikapundnung.

Jadi urang ulah nyalahkeun "Alam" ku ayana banjir cihujan. Cihujan teu kudu diatur ku manusa, cihujan kumanehna sorangan neangan lahan nu leuwih handap. Jadi kahiji nyieun jalan sangkan cihujan aya jalana pindah ti nu luhur kanu handap. Mun dibere jalan nu euweuh halangannana caina ngocor gede, sapanjang jalana cihujan moal aya banjir. Mun geus nepi ka tempat nu panghandapna nya ngumpul. Mimiti jadi balong leutik terus ngagedean da caina nambahan tea, jadi leuwih gede terus we jadi banjir. Jadi mun aya wadah nu cukup gede sangkan cihujan teu kaluar tina wadahna tea, moal aya banjir. Boa muereun eta "wadah" teh kudu dijeroan sawaktu-waktu sangkan kapasitasna ngadean. Atawa meureun dibor disabaraha tempat di "wadah" eta atawa balong-balong di "Pintu air" , nyieun jalan jang cihujan balik ka jero taneuh.

Ku ayana ITB jeung Universita teknik laenna di Bandung, Cikapundung oge bisa dijadikeun "laboratorium" atawa paranti nyoba teori-teori "Penanggulangan Banjir" jeung "Penaggulangan Tanah Longsor". Sugan jeung sugan, Menristek ngirim ahli-ahli jeung danana jang usaha ieu.

Sugan wae teori ieu bisa nambahan waktu nu leuwih panjang deui samemeh Cikapundung saat. Ayeuna we pedah aya Cikapundung, cenah mah urang Sunda mah sok gampang pundungan. Komo deui mun caina geus saat, jadi ngan Pundung na nu tinggaleun Urang Sunda beuki teu kaopan nya beuki pundung.

nyc 02/17/08
MangSi