Browse by


Categories


All Tags 1


وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).


You are viewing 1 post for July 2018 in the category artikel by the author Deden Mutasari Pelangi Ciderum

Hidroponik sebagai Dakwah Kehidupan

    • Hidroponik
    • Hidroponik
  • Previous
  • Next

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hidroponik yang kita tahu adalah sebagai tumbuhan sayuran yang menggunakan media air tanpa menggunakan media tanah. Namun, menggunakan media lainnya seperti Rockwoll berfungsi sebagai pengganti tanah. Sebelum menjadi sayuran hidroponik ada namanya proses Pembenihan. Pembenihan dibagi menjadi tiga bagian, ada yang namanya proses Penyemaian (kecil), Peremajaan (remaja), dan Proses Produksi (dewasa). Ketiganya ada kurun waktu yang sudah ditentukan agar hasil sebuah sayur yang berkualitas tinggi.

Dalam sistem kerja hidroponik yaitu menggunakan sirkulasi air, yang mana air selalu mengalir memutar tanpa ada mengurangi. Namun, tidak ada seorangpun yang mengambil pelajaran kehidupan dari sayuran hidroponik tersebut . Sayuran hidroponik mengajari kita bagaimana seharusnya hidup dan menjadi hamba Allah yang terbaik.

Sayuran hidroponik ada proses pembenihan, begitu pula dengan kehidupan kita ada proses pembenihan yang harus kita semai dan rawat sejak kecil. Bagaimana tidak, Allah memerintahkan kita agar beribadah kepada-Nya dengan ilmu agama. Kalau kita tidak semai sejak kecil alias malas mencari ilmu Allah, ibarat sayuran yang terlihat bagus dari jauh tapi kalau mendekat jelek karena rusak digigit ulat. Kalau kita sudah melewati posisi semaian kita maka kita akan melewati masa remaja kita dengan taat kepada Allah SWT. selalu mengikuti perintah dan menjauhi segala apa yang Allah larang. Maka ketika kita sudah dewasa (produksi) kita tinggal menikmati buah hasil Ibadah dan manisnya Iman.

Kita belajar dari sebuah Rockwoll, bagaimana rockwoll bisa menyerap air dan memberikan manfaat bagi setiap sayuran agar tetap segar dan memancarkan warna yang cerah. Seharusnya kita hidup seperti itu, kita menyerap kebaikkan sebanyak-banyaknya lalu kita amalkan agar menjadi buah manfaat yang terbaik, bukan malah kita enggan melakukan kebaikkan, itu hal yang keliru.

Kita melirik dan ambil pelajaran sebuah sirkulasi air, bagaimana dahsyatnya Allah mengajari kita agar selalu mengingat Allah dengan Dzikirnya siang dan malamnya. Mengajari kita agar tidak mengeluh, pasrah dan tawakkal seperti suara air hujan yang bergemiricik jatuh dari atas pepohonan terdengar indah dan tenang. Seharusnya kita hidup mencontoh dari sebuah sayuran hidroponik yang memiliki banyak arti dan mengajari kita tentang sebuah kehidupan. Karena ada hadits mengatakan “Apabila ditegakkan hari kiamat, sementara ditangan mu ada wadah (pot atau ada sesuatu yang bisa ditanam), maka jika kamu mampu untuk bangkit hingga kamu mampu menanam sesuatu disana, maka tanamlah!”. Dikutip dari kitab “Silsilah Ash-Shohihah: 9”.

Wallahu’alambishowab…