وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Audit Islam Berperan penting dalam meningkatkan kesadaran di antara semua lembaga Islam yang membutuhkan manfaat berkelanjutan bagi umat manusia dalam transaksi keuangan.
Dalam perkembangannya lembaga keuangan islam menunjukan kemajuan yang baik dikalangan masyarakat, sehingga terdapat permintaan produk yang terus meningkat dan terciptalah peluang yang luas untuk lembaga keuangan islam atau IFI
Apa itu IFI?. IFI (Islamic Financial Institution) adalah istilah untuk semua lembaga keuangan yang beroperasi dalam lingkup syariah termasuk Islamic banking, Islamic insurance, dan transaksi syariah di lembaga keuangan syariah.
Dengan banyaknya peminat produk dan layanan perbankan syariah diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai syariah dalam setiap transaksi di lembaga keuangan syariah.
IFI juga menunjuk Sharia Commite (SC) sebagai pemberi saran dan opini terhadap laporan audit memberi masukan tentang transaksi syariah .
Menurut kerangka tata kelola syariah (SGF) audit syariah mengacu pada : penilaian berkala dilakukan dari waktu kewaktu, untuk memberi penilaian independen dan jaminan objektif yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan tingkat kepatuhan dalam segala hal yang berkaitan dengan operasi bisnis Lembaga Keuangan Islam (LKI) dengan tujuan utama memastikan sistem kontol internal yang sehat dan efektif untuk kepatuhan syariah dan dilakukan oleh auditor internal lembaga keuangan syariah tersebut
Menurut studi Khan pada tahun 1985, mengatakan bahwa audit Islam berbeda dengan audit konvensional. Hukum syariah memiliki cakupan audit yang lebih luas, dan keduanya memiliki tanggung jawab yang sama kepada pelanggan (misalnya, pemilik bisnis yang diaudit). Hanya dalam hukum Islam yang mengaudit mengikuti prinsip-prinsip agama dan kualitas keputusan manajemen dalam transaksi. Islam memang secara jelas mengatur praktik atau pelaksanaan audit, misalnya dari segi kemampuan personal terdiri dari sekelompok karyawan yang berkualitas dan ahli dalam ajaran Islam, yang terpenting mereka bisa memimpin dalam mengembangkan Praktinya di lembaga keuangan syariah.
Dilihat dari kriteria seleksi seorang pekerja muslim, atribut utamanya adalah bertaqwa, dengan nilai moral yang baik dan semangat kerja tim, cakap dan terampil dan pengalaman.
Dalam konsep “kompetensi” yang dipopulerkan oleh Boyatzis Ilmuan Malaysia, yang mengemukakan bahwa kompetensi merupakan komponen esensial dalam menjamin kinerja efektif seseorang dalam suatu pekerjaan. Menurut teori ini mengungkapkan bahwa selain penguasaan keterampilan dalam mengaudit, penguasaan pengetahuan tentang perbankan syariah dan fiqh muamalah juga sangat penting, selain itu juga auditor harus memiliki kemauan untuk belajar sikap sebagai karakteristik yang yang diperlukan auditor dengan pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi merupakan konsep yang diperlukan melaksanakan pekerjaan secara efektif. Hal ini berkaitan dengan fungsi Audit syariah, berikut unsur-unsur kompetensi yang dijelaskan dalam praktik kerja audiotr syariah yang efektif.
Pertama, pengetahuan. Pengetahuan bisa berupa pengetahuan umum atau khusus, pengetahuan umum didapat dari sekolah formal, sedangkan pengetahuan khusus didapat dari pelatihan-pelatihan. Unsur yang paling penting untuk menjadi auditor syariah adalah pengetahuan tentang syariah, diikuti dengan pengetahuan tentang Islamic bank dan fiqh muamalah dalam bertransaksi
Kedua, keterampilan. Skill atau terampilan mengacu pada kemampuan individu dan skil keahlian dalam pengetahuannya , menyelesaikan tugas dan memecahkan masalah. Hal yang paling penting bagi seorang auditor untuk melakukan pekerjaan dengan baik adalah pada keterampilan auditor dan skill mereka
Ketiga, karakteristik lainnya. Seperti tanggung jawab etis, motivasi diri, harga diri, managemen diri dan Emosional dan Aklaq interprasi diri
Teori kerja Auditor yang efektif ini digunakan untuk mengetahui unsur-unsur “kompetensi” diterapkan dengan perspektif yang jauh lebih luas diperlukan agar teori tersebut dapat diterapkan auditor syariah di lembaga keuangan tersebut
Melalui penjelasan di atas, auditor syariah sangat penting untuk mengimplementasikan seperangkat kemampuan yang digunakan secara di IFI sehingga dapat membantu meningkatkan kinerja dan produktivitas lembaga keuangan syariah. Ini mengarah pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Auditor syariah lembaga keuangan syariah diharapkan dapat terus mengembangkan dan menumbuhkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang mencerminkan perlunya memperoleh dan mengembangkan kemampuannya melalui pelatihan kualifikasi audit, sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan keterampilan auditornya di lembaga keuangan syariah sehingga menghasilkan dampak positif di masyarakat dan auditor syariah yang baik
*Muhammad Fajar Ramadhan, Mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI
Pandemi Covid-19 membawa dampak yang sangat besar diberbagai sektor, khususnya Ekonomi. Akan tetapi, dampak virus corona ini ada baik dan buruknya juga. Kita fokus kebaiknya, bahwa virus corona ini bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk menciptakan peluang usaha sendiri yang bisa kita awali dimasa yang sulit ini.
Untuk saat ini perilaku belanja masyarakat sekarang lebih mengarah pada sistem daring untuk memenuhi kebutuhan dan transaksi luring. Terbukti dari hasil riset kantar pada bulan Februari 2020 yang menunjukan dengan jelas adanya peningkatan aktivitas belanja daring sebasar 32%, karena perubahan perilaku ini adanya masyarakat yang mengurangi aktivitas diluar ruangan karena takut tertular adanya pandemi covid-19 ini.
Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, UMKM yang mampu bertahan di era pandemi ialah UMKM yang terkoneksi dengan ekosistem digital. Karena hal ini sejalan dengan kondisi saat ini, mau tidak mau UMKM saat ini harus melakukan perubahan-perubahan inovasi. Salah satunya, dengan melakukan inovasi menggunakan sistem digital. Mau tidak mau UMKM harus mengikuti bisnis dengan menggunakan sistem digital terlebih sekarang ini di era adanya pandemi covid-19, maka dengan adanya wabah ini UMKM harus mengalami berbagai adaptasi. Dan kunci untuk mempertahankan agar bisnis di UMKM ini agar tetap eksis di era sekarang ini yaitu harus bisa langsung mengikuti adaptasi-adaptasi yang ada saat ini.
Berikut adalah cara memulai dan mempertahankan/tips Usaha Kecil Menengah (UKM) di Masa Pandemi Cocid-19 ini, seperti diwartakan laman Antara News.
Waallahu’alam bishowab...
Islam adalah agama yang paling sempurna dalam segala hal. Salah satu kesempurnaannya adalah dengan mengharuskan kepada umatnya agar bisa hidup mandiri dengan bekerja atau berbisnis dengan jalan yang benar. Islam tidak hanya mengajarkan untuk beribadah saja, tetapi Islam juga mengajarkan umatnya untuk mandiri dan bekerja keras salah satunya dengan berwirausaha.
Kewirausahaan adalah ilmu yang memperlajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidupnya. Unsur-unsur kewirausahaan meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang. Dalam al- Qur’an maupun hadis banyak penjelasan tentang kewirausahaan atau bisnis yang baik.
Salah satunya dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
عَنِ المِقْدَامِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ، خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ، وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ» (رَوَاهُ الْبُخَارِى)
Artinya: “Dari Miqdam RA, dari Rasul SAW bersabda: tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada makan hasil kerjanya sendiri dan sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil buah tangan (pekerjaan) nya sendiri” (HR. Al-Bukhari).
Seperti penjelasan hadis di atas Rasulullah SAW menyatakan bahwa usaha yang paling baik adalah berbuat sesuatu atau melakukan sesuatu dengan tangannya sendiri atau dari hasil kerjanya sendiri dengan syarat dilakukan dengan baik dan jujur. Mengapa kita di anjurkan agar bisa berwirausaha? karena dengan berwirausaha kita bisa meningkatkan kemampuan yang kita miliki dan bisa berkarya tanpa henti untuk menciptakan kreatifitas dan inovasi-inovasi baru, juga bisa memanfaatkan peluang yang ada agar dapat mencapai keuntungan yang optimal. Allah SWT menyukai orang-orang yang kuat dan mau berusaha, serta mampu menciptakan kreasi baru yang lebih baik untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang usaha apa yang paling baik dan Rasulullah Saw menjawab usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan jual beli yang baik. Berbicara tentang wirausaha atau bisnis erat kaintannya dengan jual beli atau perdagangan, jika berwirausaha atau berbisnis harus mempunyai etos kerja yang tinggi atau semangat yang tinggi untuk terus berusaha dan harus mempunyai jiwa wirausaha agar usahanya dapat berkembang dengan baik. Kita boleh melakukan usaha apa saja dan di mana saja namun harus sesuai dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki.
Terlebih lagi ketika kita sedang usaha atau berdagang kita aplikasikan nilai-nilai Islam maka itu lebih baik. Apalagi ketika kitab sedang berjualan didalam diri kita ada jiwa sosial untuk membantu orang-orang yang tidak mampu membeli produk kita maka kita harus memberinya. Dan terlebih lagi kita bisa membuka usaha sosial kegiatannya bisa dirasakan oleh masyarakat banyak dan tidak membicarakan lagi dapat keuntungan berapa saya hari ini. Akan tetapi, kita merasa puas batin ketika saudara kita mendapatkan hak sama seperti kita.
Dalam Islam, ilmu adalah bagian dari agama. Ini berarti berpegang teguhh pada ilmu sama halnya berpegang teguh dengan agama. oleh karena itu kita harus bisa berwirausaha dengan baik agar mendapat keberkahan di dunia dan di akhirat.
Perginya seseorang dari asal dimana ia tumbuh besar ke wilayah lain untuk menjalani kehidupan atau mencari pengalaman, yang biasa kita sebut dengan merantau ialah sebuah tindakan satu langkah lebih maju dibandingkan orang-orang yang menetap di daerahnya. Perjuangan hidup di kota orang bukanlah sebuah tindakan yang dapat diambil oleh semua orang. Oleh karena itu tak sedikit dari mereka berbangga hati dengan julukan anak perantau.
Kamu siap pergi merantau maka dengan secara tidak langsung kamu siap mengambil risiko dengan tanggung jawab yang akan kamu pikul dengan sendirinya. Memutuskan pilihan untuk keluar dari zona nyaman memang merupakan tantangan khusus untuk diri pribadi, akan tetapi untuk melalui hidup diperantauan akan mengajarkan kamu arti sesungguhnya bahwa hidup ini butuh tekad dan semangat yang kuat.
Susah dan senang akan kamu alami ketika kamu sudah merantau ditanah orang dan akan ada banyak hal yang membuatmu merasakan bahwa hidup ini sangatlah berarti. Kamu akan akrab merasakan kesepian, kesendirian, kerinduan dan bahkan ketika semua itu tidak terbendung lagi maka kamu akan menangis. Yang menjadi problematika utama orang perantau ialah kerinduan yang sangat mendalam yang dirasakannya. Bahkan ketika rindu itu sedang melanda dan ketika kamu tidak bisa bercerita kepada siapapun maka sedih yang teramat dalam akan kamu rasakan. Sejujurnya kesedihan terberat yang ada di hati anak perantau adalah ketika jauh dari Ayahnya.
Namun dilubuk hatinya pula, anak rantau percaya bahwa orang yang akan dia bahagiakan ayahnya. Karena tangis dan pengorbanan yang begitu besar yang telah dirasakan oleh anak perantau banyak dari mereka yang menjadikan ini sebagai pacuan untuk sukses dengan impian dan tujuan dasar ia merantau.
Merantau mengajarkan kamu untuk tetap bertahan bersama tekat yang kuat dengan pendirian yang kokoh, dengan itu juga akan membuatmu memastikan bahwa keringat yang kamu keluarkan adalah bukti dari perjuanganmu. Air mata, keringat, dan tenaga akan terbalaskan dengan kesuksesan yang kamu harapkan. Hidup yang mengharuskanmu untuk hemat, permasalahan yang kamu selesaikan dengan buah pikiranmu sendiri, mental yang lebih tangguh yang kamu miliki, kehilangan momentum hari raya besar bersama keluarga, terganggunya kesehatanmu, itu semua merupakan bagian dari perjuangan anak perantau.
Akan tetapi kesedihan dan kesendirian yang dirasakan anak perantau akan tergantikan apabila kamu melakukan kegiatan produktif baik di lingkup perkuliahan maupun pekerjaan. Karena tak bisa dipungkiri bahwa aktivitas-aktivitas yang kamu pilih sebagai pelengkap di keseharian kamu sangat membantu perkembangan diri anak perantau. Dan terakhir yang tidak boleh dilupakan oleh anak perantau adalah tetap menjaga dan menstabilkan ruhiyahnya sehingga tetap terus berdoa dan mendoakan keluarga nan jauh disana.
Sajak dariku....
Pengorbananku adalah tekadku Langkahku adalah ikhtiarku Impianku adalah cita-citaku Kuyakin apa yang kugapai akan membahagiakanmu Dan kuyakin kebahagian yang utuh akan kembali kelak kita bersatu
Menjadi seorang anak rantau, berjalan di negeri orang, tiada sanak saudara, hanya teman sebagai andalan, Begitulah nasib sebagian orang saat ini.Teruma saya,Saya berjalan kesana kemari hanya untuk mencari setitik ilmu. Hanya bisa mengingat kata-kata terakhir Ayah yang memberikan motivasi untuk saya dalam membentuk Kesabaran dalam hati agar saya bisa menerima keadaan hidup di tanah perantauan Walau terkadang keadaan tidak seperti yang saya inginkan, tapi itulah yang harus saya lalui .
Ayah yang di rumah, tidak akan tahu apa yang saya alami di rantau, Keluarga hanya tahu bahwa keadaan saya baik-baik saja,. Saya tidak selalu bergantung pada mereka" Saya tidak ingin terlena dengan kehidupan yang membuat jejak langkah ini terhenti" Saya harus berjalan menemukan siapa saya, bagaimana saya bisa mempertahankan hidup walau dengan sesuap nasi.
Walau terkadang hati menangis karena nasib, namun sebenarnya tangisan hanya membuat lemah. Namun tangisan bisa hadir sebagai ungkapan suara hati. Entah bagaimana masa depan.ini yang selalu saya membayangkannya setiap saat, Tapi biar semuanya berjalan menurut waktu. Karena apa yang ada didepan itulah yang harus saya hadapi. Entah esok atau lusa akan terjadi dalam hidup ini, Hanya Allah yang tahu semua ini.
Tapi saya bersyukur, karena kasih sayang Allah Yang Maha Besar masih tercurah memberikan orang-orang yang terbuka hatinya untuk menolong, memberikan tempat berteduh, dan memberikan support kepada saya" tetap bisa kuat menjalani hidup. Tapi, saya tidak akan terlena dengan semuanya. saya tidak mungkin terus berharap kepada mereka. Mungkin saja disuatu saat nanti, bisa saja terjadi keadaan yang tidak semulus dengan harapan.. Saya harus siap untuk menghadapinya, walau saya tak tahu kemana lagi kaki ini akan melangkah
Selama menjadi anak perantauan yang menuntut ilmu di kampung orang, banyak sekali problema-problema yang saya hadapi,. Namun itu semua menjadi proses pembelajaran bagi saya untuk bisa lebih bijak dan dewasa dalam menangani problem-problem yang saya hadapi saat ini.
Problema seperti:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hidroponik yang kita tahu adalah sebagai tumbuhan sayuran yang menggunakan media air tanpa menggunakan media tanah. Namun, menggunakan media lainnya seperti Rockwoll berfungsi sebagai pengganti tanah. Sebelum menjadi sayuran hidroponik ada namanya proses Pembenihan. Pembenihan dibagi menjadi tiga bagian, ada yang namanya proses Penyemaian (kecil), Peremajaan (remaja), dan Proses Produksi (dewasa). Ketiganya ada kurun waktu yang sudah ditentukan agar hasil sebuah sayur yang berkualitas tinggi.
Dalam sistem kerja hidroponik yaitu menggunakan sirkulasi air, yang mana air selalu mengalir memutar tanpa ada mengurangi. Namun, tidak ada seorangpun yang mengambil pelajaran kehidupan dari sayuran hidroponik tersebut . Sayuran hidroponik mengajari kita bagaimana seharusnya hidup dan menjadi hamba Allah yang terbaik.
Sayuran hidroponik ada proses pembenihan, begitu pula dengan kehidupan kita ada proses pembenihan yang harus kita semai dan rawat sejak kecil. Bagaimana tidak, Allah memerintahkan kita agar beribadah kepada-Nya dengan ilmu agama. Kalau kita tidak semai sejak kecil alias malas mencari ilmu Allah, ibarat sayuran yang terlihat bagus dari jauh tapi kalau mendekat jelek karena rusak digigit ulat. Kalau kita sudah melewati posisi semaian kita maka kita akan melewati masa remaja kita dengan taat kepada Allah SWT. selalu mengikuti perintah dan menjauhi segala apa yang Allah larang. Maka ketika kita sudah dewasa (produksi) kita tinggal menikmati buah hasil Ibadah dan manisnya Iman.
Kita belajar dari sebuah Rockwoll, bagaimana rockwoll bisa menyerap air dan memberikan manfaat bagi setiap sayuran agar tetap segar dan memancarkan warna yang cerah. Seharusnya kita hidup seperti itu, kita menyerap kebaikkan sebanyak-banyaknya lalu kita amalkan agar menjadi buah manfaat yang terbaik, bukan malah kita enggan melakukan kebaikkan, itu hal yang keliru.
Kita melirik dan ambil pelajaran sebuah sirkulasi air, bagaimana dahsyatnya Allah mengajari kita agar selalu mengingat Allah dengan Dzikirnya siang dan malamnya. Mengajari kita agar tidak mengeluh, pasrah dan tawakkal seperti suara air hujan yang bergemiricik jatuh dari atas pepohonan terdengar indah dan tenang. Seharusnya kita hidup mencontoh dari sebuah sayuran hidroponik yang memiliki banyak arti dan mengajari kita tentang sebuah kehidupan. Karena ada hadits mengatakan “Apabila ditegakkan hari kiamat, sementara ditangan mu ada wadah (pot atau ada sesuatu yang bisa ditanam), maka jika kamu mampu untuk bangkit hingga kamu mampu menanam sesuatu disana, maka tanamlah!”. Dikutip dari kitab “Silsilah Ash-Shohihah: 9”.
Wallahu’alambishowab…
Cerita Prof. Dr. Moh. Mahfud MD .
SAYA terperangah dan takjub ketika pada Selasa, 16 Januari 2018, kemarin seorang advokat di Nagoya (Jepang) menjawab pertanyaan saya sambil terheran-heran. Saat itu saya bersama Zainal Arifin Mochtar (Uceng) dari Fakultas Hukum UGM diundang makan siang oleh pimpinan ASEAN Nagoya Club (ANC) di sebuah restoran di Nagoya. ANC adalah sebuah komunitas pebisnis untuk kawasan ASEAN yang berkedudukan di Nagoya. Mungkin karena saya dan Uceng berprofesi sebagai dosen di bidang hukum, pihak tuan rumah membawa seorang advokat, Junya Haruna, dan seorang guru besar hukum konstitusi dari Nagoya University, Prof Shimada.
Dengan maksud mengobrol masalah yang ringan-ringan saja, saya bertanya kepada Junya Haruna, “Seberapa banyak kasus penyuapan terhadap hakim yang terjadi di Jepang?” Haruna terperanjat dan tampak heran atas pertanyaan itu. Dia mengatakan, sepanjang kariernya dia tidak pernah mendengar ada hakim dicurigai menerima suap di Jepang. “Terpikir pun tidak pernah.”
Di Jepang, kata Haruna, masyarakat percaya bahwa hakim tidak mau disuap. Di sana hakim sangat dihormati dan dimuliakan karena integritasnya. “Apakah Anda percaya pada semua putusan hakim yang juga mengalahkan Anda dalam menangani perkara?” tanya saya. Haruna menjawab, semua putusan hakim diterima dan dipercaya sebagai putusan yang dikeluarkan sesuai dengan kebenaran posisi hukum yang diyakini oleh hakim.
“Di sini tidak pernah ada kecurigaan hakim disuap. Seumpama pun kami kalah dan tidak sependapat dengan putusan hakim, paling jauh kami hanya mengira hakim kurang menguasai dalam satu kasus yang spesifik dan rumit atau kamilah yang kurang bisa meyakinkan hakim dalam berargumen dan mengajukan bukti di pengadilan. Tak pernah terpikir, hakim kok memutus karena disuap,” tambah Haruna.
Ketika Haruna mau bertanya balik tentang Indonesia, saya segera membelokkan pembicaraan. Saya bilang restoran tempat kita lunch sangat indah dikelilingi oleh kebun bunga yang memancing selera makan, termasuk bunga sakura dan pohon-pohon yang seperti dibonsai dengan begitu harmonis. Lalu saya mengajak berfoto.
Saya lihat Uceng segera berpatut-patut mengangkat kameranya yang canggih dan mengomando kami agar ambil posisi untuk foto bersama. Uceng membantu saya dengan gaya seperti pemotret profesional. Pembelokan pokok pembicaraan pun berhasil digiring oleh Uceng.
Sengaja saya belokkan pembicaraan tentang “penyuapan hakim” itu karena saya takut ditanya balik dan harus bercerita jujur tentang hukum, hakim, pengacara, dan penegakan hukum di Indonesia. Tak mungkin bisa keluar dari mulut saya cerita tentang betapa buruknya penegakan hukum di Indonesia. Apalagi saat itu saya baru berusaha meyakinkan pimpinan ANC bahwa aturan hukum di Indonesia sangat kondusif untuk berinvestasi.
Saya memang berbicara, aturan hukum (legal substance) di Indonesia sudah cukup bagus untuk investasi. Tetapi saya tidak berani berbicara penegakan hukum oleh aparat (legal structure) dan budaya hukum (legal culture).
Bisa malu kalau saya harus berbicara keadaan Indonesia tentang itu. Bayangkanlah, saya harus bercerita, hakim-hakim di Indonesia bukan hanya dicurigai tetapi benar-benar banyak yang digelandang ke penjara karena penyuapan.
Saya akan malu juga, misalnya, kalau harus bercerita bahwa di Indonesia banyak pengacara tersandung kasus karena menyuap atau berusaha menyuap hakim. Tak mungkin saya bercerita bahwa banyak pengacara di Indonesia yang tidak mengandalkan kompetensi dalam profesi hukum, tetapi hanya melatih dirinya untuk melobi aparat penegak hukum atau menggunakan posisi politik agar perkaranya dimenangkan dengan imbalan uang.
Belum lagi ada cerita-cerita bahwa calon pengacara yang magang (latihan mencari pengalaman) kepada pengacara senior justru tugas pertamanya adalah disuruh mengantar uang kepada hakim, jaksa, atau polisi dan yang bersangkutan harus memastikan penyerahan suap itu aman adanya.
Begitu juga takkan bisa keluar jawaban dari mulut saya kalau ditanya apakah di Indonesia ada jaksa atau polisi yang dihukum karena penyuapan dan rekayasa perkara? Akan malu saya sebagai anak bangsa jika menjawab itu dengan jujur tetapi akan berdosa saya sebagai muslim jika saya menjawab dengan berbohong. Kita memang mempunyai budaya sendiri sebagai bangsa, tetapi tidak salahkah kalau dalam soal berhukum kita meniru Jepang.
Awal 2014, selepas menjadi ketua MK, saya diundang menjadi tamu oleh Kementerian Luar Negeri Jepang di Tokyo. Saat saya tiba di sana, sedang gencar berita dan kampanye untuk pemilihan gubernur Tokyo.
Apa ada penggantian gubernur? Ya, tetapi bukan berdasar jadwal normal, melainkan karena Gubernur Inosi, pejabat yang definitif, mengundurkan diri.
Mengapa mengundurkan diri? Karena sang gubernur diberitakan meminjam uang tanpa jaminan ke sebuah rumah sakit besar dan oleh pers itu dicurigai untuk mendanai kampanye politiknya. Karena pinjaman itu tanpa jaminan, pers menduga Inosi nanti akan memberikan imbalan dalam bentuk, mungkin, korupsi politik
Jadi, sang gubernur mengundurkan diri karena malu saat dicurigai akan (baru dicurigai: akan) menggunakan jabatannya untuk melakukan korupsi politik. Eloknya lagi, sekitar seminggu setelah saya pulang dari Jepang awal 2014 itu seorang pegawai dari Kedutaan Besar Jepang di Jakarta datang kepada saya mengantarkan uang Rp120.000 (seratus dua puluh ribu rupiah). Untuk apa?
“Waktu check in untuk kembali ke Indonesia kemarin, di bandara, Bapak membayar airport tax sendiri. Bapak tamu pemerintah, jadi harus kami yang menanggung semua,” jawab pegawai dari Kedubes Jepang itu.
Wuih, saya sudah diundang ke Jepang dengan fasilitas mewah, soal uang seratus dua puluh ribu rupiah pun masih diantarkan kepada saya. “Duh, kok repot-repot ngantar uang Rp120.000 ke sini? Kalau naik taksi pulang-pergi dari kantor Anda ke sini sudah lebih dari Rp200.000,“ kata saya. Apa jawab petugas itu? “Itu peraturan di kantor kami. Kami harus mematuhi semua peraturan tanpa menambah atau mengurangi,” jawabnya.
Jepang adalah anggota Kelompok Negara G-7, salah satu dari tujuh negara termaju di dunia. Budaya hukumnya sangat indah, peraturan sesederhana apa pun ditaati. Inilah rasanya yang lebih pas menjadi budaya Pancasila.
“Berapa puluh tahun lagi kita bisa berhukum seperti itu, Prof?” kata Uceng saat kami keluar dari jamuan makan siang Selasa lalu itu. “Nanti diskusikan di Jakarta saja,” jawab saya.
by: Moh Mahfud MD
1. Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN);
2. Ketua MK (2008-2013);
(poe)
Ternyata, tipe seseorang dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an itu berbeda-beda. Ada yang berinteraksi dengan penuh penghayatan, hingga tak jarang setiap kali ia membaca Al-Qur’an, setetes air mata membasahi pipinya. Ada juga ketika membaca Al-Qur’an, 1 juz terlampaui bahkan lebih. Ada juga yang membaca Al-Qur’an dengan tartil, meskipun belum paham dengan tafsir nya tapi, interaksinya dengan Al-Qur’an itu sangat luar biasa, kalau dia sudah mulai membaca AlQur’an. Gak ada tuh yang bisa ganngu dia,serasa dunia ini hanya miliik berdua. :)
Apakah kalian tau siapa meraka itu ?? yap, mereka itu hanya orang biasa,dengan penampilan yang biasa aja,tak terlihat seperti seorang ustadz atau kyai. Tapi kerjaannya selalu mengajak kebaikan. Mereka juga tidak punya gaji tetap seperti Pejabat Negara. Tapi terlihat dari senyumannya,mereka itu seperti orang yang gak punya beban apa-apa. Dan mereka juga bukan si papa yang tidak punya apa-apa dengan meminta sebagai profesinya. Bahkan sebaliknya,mereka itu tidak pernah lupa untuk berbagi kebahagiaan kepada sesama.
Kenapa mereka bisa seperti itu,padahal mereka itu bukan ustadz atau kyai,bahkan bisa dikatakan orangnya biasa aja. Tapi dengan Al-Quran,interaksinya luar biasa. Tampilannya pun tidak terlalu menarik tapi,interaksinya dengan Al-Quran sangat menarik. Jawabanya hanya tiga kata, ’Bacalah Al-Qur’an Sekarang’. Karna membaca Al-Qur’an itu tidak harus jadi ustadz dulu atau sudah paham dalam agama,tidak juga orang yang sudah sholeh. Orang yang masih belajar boleh membaca Al-Qur’an,bahkan orang yang pernah jatuh ke dalam kubangan kemaksiatan pun boleh membaca Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an itu bacaan kita semua,karnanya kita mendapatkan petunjuk,karnanya kita mendapat hidayah,karnanya pula ALLAH SWT. Memberikan jalan kemudahan bagi setiap permasalahan kita.
Salah satu keajaiban Al-Qur'an adalah kita tidak mungkin mengubah isi Al-Qur’an,tapi isi Al-Qur’an dapat mengubah hidup kita. Sudah banyak kisah-kisah seseorang yang mendapatkan hidayah karna Al-Qur’an. Sudah menjamur pula kisah-kisah seseorang yang mendapatkan jalan keluar dari berbagai masalahnya karna Al-Qur’an. Karna memang, Al-Qur’an itu diturunkan semata-mata hanya untuk memberikan kebaikan kepada kita semua. Maka benar lah firman ALLAH SWT dalam Surat An-Nahl ayat 89 :
Artinya : “ Dan kami turunkan kitab (Al-Qur’an ) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri ( muslim ). “
Jika kita ingin mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan. Maka, buktikan lah firman ALLAH SWT dalam kehidupan kita yang penuh dengan kekhawatiran. Semoga bermanfa’at
Wallahu a’lam
Apa jadinya jika harapanmu tidak kesampaian? Yang dulu kamu inginkan dan harapkan itu, tidak sesuai dengan harapanmu. Yang dulu kamu cita-citakan untuk masa depanmu, ternyata hilang begitu saja. Yang dulu kamu sudah mempersiapkan dan bahkan kamu sudah menggambarkannya untuk menyongsong masa depan.
Siapa sih yang tidak ingin melanjutkan pendidikannya ke universitas favorit dan terkenal, dengan segala fasilitas-fasilitasnya yang mumpuni dan gedung-gedungnya menjulang kelangit?. Semua orang pasti akan mendambakan hal itu, termasuk saya.
Iya, saya yang dulu bercita-cita dan berkeinginan masuk perguruan negeri tapi tidak sesuai dengan kenyataanya.
Bukankah itu semua sangat kecewa? Ya, sangat kecewa sekali bila kita jauh dengan Allah yang Maha Segalanya. Tapi tidak untuk orang-orang yang percaya kepada Allah, mereka tidak sedikitpun kecewa pada-Nya. Saya jadi teringat potongan firman Allah SWT. Q.S Al-Baqarah ayat 216. ....و عس ان تكر هوا شيا و هو خير لكم، و عس ان تحبوا شيا و هو شر لكم. والله يعلم و انتم لا تعلمون... Artinya "Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." Dengan ayat ini hati saya merasa tersentuh dan terasa didekapannya. Begitu luar biasanya ayat ini memberikan sinergi kebaikan kepada saya.
Yah, saya sangat bersyukur dan berterima kasih bisa melanjutkan pendidikan di Kampus STEI SEBI. Kampus yang mungil ini dengan segala kekurangan fasilitasnya dibanding kampus Negeri yang mempunyai segalanya. Mungkin orang-orang juga belum tentu tahu dan terletak dimana kampus STEI SEBI ini. Namun, dengan kampus mungil inilah didalamnya terdapat orang-orang yang luar biasa. Terjalin Ukhuwah Islamiyah yang solid untuk menuju perubahan hidup yang sesungguhnya, yaitu Surganya Allah.
Hingga akhirnya saya tersadar. Bahwa, disinilah tempat seharusnya saya berada dan menimba ilmu. Bahwa disinilah tempat saya sesungguhnya berada. Belum tentu jika saya masuk perguruan lain mungkin, saya tidak bisa seperti ini. Inilah, saya 'tersesat pada jalan yang benar'. Semoga bermanfaat dan bisa ngambil hikmahnya.
Waallahu a'lam bishowab...
Tak bisa dipungkiri bahwa Islam di Indonesia adalah Islam gen dari kedua orangtuanya. Sebagian besar dari kita mendapatkan hidayah Islam tanpa perjuangan. Mayoritas kita terlahir dari seorang ayah muslim dan seorang ibu muslimah juga. Hingga akhirnya secara otomatis kita terlahir sebagai anak muslim.
Terutama tempat tinggal saya disebuah kampung. Mereka enggan mencari-cari apa itu arti Islam dan apa itu arti muslim yang sesungguhnya. Mereka hanya mendapatkan arti sebuah Islam dan Muslim itu melalui pembicaraan yang entah dari mana sumbernya. Mungkin mereka merasa puas apa yang telah didapatnya. Padahal, sejatinya Islam itu sangatlah luas artinya. Islam tidak hanya membahas shalat, hukum tajwid, dan puasa saja tapi didalamnya membahas semua mencakup kehidupan manusia.
Namun, tentu saja ini adalah sebuah taqdir Allah SWT. yang patut kita syukuri. Terkadang manusia itu justru baru bisa merasakan besarnya sebuah nikmat, ketika ia meraihnya dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. Kita bisa melirik pada sebagian saudara-saudara kita yang mendapat hidayah Islam di negara-negara kafir. Mereka menunjukkan kesungguhan untuk mempelajari Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan. Karena mereka dapat melihat bagaimana keindahan Islam yang sesungguhnya.
Sebaliknya, banyak diantara kaum muslimin yang lahir dalam keadaan Islam justru tidak merasakan Islam sebagai anugerah besar. Padahal, sejatinya tanpa Islam tak akan ada nilai sedikitpun kebaikan yang kita lakukan di sisi-sisi-Nya. Siapa yang tidak tahu kisah Abu Thalib. Paman nabi SAW. Betapa besar jasanya bagi dakwah Islam. Namun, ketika itu ia mati dalam keadaan kafir, maka hilang semualah pahalanya dan sedikitpun tidak mampu menyelamatkannya dari adzab Allah SWT.
Demikian pula banyak kaum muslimin yang tidak mampu melihat indahnya Islam. Karena mereka semua hanya berpuas diri dan memandang Islam dari kejauhan. Bahkan, tidak sedikit dari mereka merasa takut mempelajari Islam secara mendalam dan menyeluruh. Padahal Allah berfirman Q.S Al-Baqarah 208. يا ايها الزين امنوا اد خلوا في السلم كافةولاتتبعوا خطوات الشطان، انه لكم عدومبين... Artinya " Hai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (Q.S Al-Baqarah: 208)
Sehingga, Islam adalah agama yang sempurna dan menyeluruh. Islam juga laksana buhul tali yang kuat dan tidak akan putus jika seluruh ajarannya benar-benar diterapkan. Jika seseorang menjalankan Islam secara Kaffah niscaya kita akan merasakan indahnya islam, manisnya iman, dan lezatnya ketaatan. Sehingga kita akan berusaha memegang erat ajaran agama dan tidak rela melepaskannya.
Wa'allahu a'lam bishowab
Sahabat,
Karena masih dalam suasana Idul Fitri, kami, keluarga kecil @NegeriPelangi, mengucapkan :
"Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Ja’alanallaahu minal aidin wal faizin" "Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, puasa kami dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang."
Semoga segala kebaikan yang sudah kita latih selama Ramadhan, diantaraya lebih mendekatkan diri, lebih memahami Al-Quran, dapat kita lanjutkan di 11 bulan yang akan datang.
Sahabat,
Karena masih dalam suasana Idul Fitri, kami, keluarga kecil @NegeriPelangi, mengucapkan :
"Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Ja’alanallaahu minal aidin wal faizin"
"Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, puasa kami dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang."
Sahabat,
Karena masih dalam suasana Idul Fitri, kami, keluarga kecil @NegeriPelangi, mengucapkan :
"Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Ja’alanallaahu minal aidin wal faizin"
"Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, puasa kami dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang."
Tidak terasa, sudah 3 Idul Fitri [1][2][3] terlewati sejak Portal @NegeriPelangi menjadi salah satu "rumah", dari milyaran rumah di dunia maya.
Mari Instrospteksi diri, mulai dari Idul Fitri pertama [4], apakah pesan Rasulullah berikut sudah kita laksanakan, sudah menjadi kebiasaan ?
"Barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah dengan mendapatkan Takbiratul pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan." (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani di kitab Shahih Al Jami’ II/1089, Al-Silsilah al-Shahihah: IV/629 dan VI/314).
Kemudian, Idul Fitri kedua [5], untuk tantangan terkait sampah, relatif belum ada kemajuan yang berarti, bahkan untuk tingkat RT tempat kita tinggal sekalipun, tapi alhamdulillah, kita sudah mulai merintis komunitasnya, yang bernama "Belajar Bareng Nol Sampah", meskipun belum belum kita maksimalkan, karena untuk saat ini, kita masih fokus di tema #KedaulatanPangan. Informasi Online Presence komunitas Belajar Bareng Nol Sampah adalah :
Selanjutnya Idul Fitri ketiga [12][13], tantangan mengenai berjuang menyempurnakan shalat kita, sudah dituliskan diatas, salah satu yang harus ditekankan adalah, "shalat ritual" kita harus bisa ikut menyempurnakan "shalat sosial" kita juga. Tantangan mengenai sampah juga sudah dijelaskan sebelumnya, mudah-mudahan kedepan kita bisa perbaiki bersama ya terkait masalah sampah ini..., Aamiin. Semoga selain ligkungan kita menjadi bersih.., hati kita pun menjadi bersih dari "penyakit-panyakit hati"....
Kemudian, apakah nasihat ini sudah kita lakukan ?
Coba kita baca Tafsir Fi-Zhilalalil Qur'an, untuk langkah awal, baca dengan urutan berikut :
1. Alaq
2. Qalam
3. Muzammil
4. Mudathir
5. Fatehah
Tafsir versi ebooknya bisa didownload di : http://tafsirzilal.wordpress.com/
Kita baca, hayati, dan amalkan ....
Idealnya, kita bisa menulis apa saja aktualisasi atau implementasi yg bisa dilakukan di diri kita, keluarga, dan lingkungan sekitar, yg terinspirasi dari kandungan surah-surah ini .., setelah itu jangan lupa menulis KPI nya juga (key performance indicator).
Kita 'ramaikan' yang minimal 5 kali dalam 1 hari itu ..., insyaAllah, nanti ketika tahun depan, kita kumpul-kumpul silaturahmi idul fitri,dengan keluarga, sahabat-sahabat kita, akan lebin banyak bahan perbincangan menarik, bahan perbincangan yang insyaAllah, sesuai dengan semangat Q.S Al-Ashr...
Allah Ta’ala berfirman,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Kalau belum, yuk, Kita laksanakan ..., kalau sudah, mari kita tingkatkan lagi kualitasnya....