وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Pada bulan Desember penulis merencanakan untuk melakukan percobaan untuk membuat komposter takakura untuk digunakan di rumah, dengan harapan, jika berhasil dapat menularkan ilmu dan caranya kepada para tetangga.
Cara nya bagaimana sudah jelas, bisa membaca presentasi dari Pak Sobirin yang berjudul "Cara Pengolahan Sampah Domestik, Membangun Lingkungan Sehat Berbasis Kreativitas Keluarga".
Penulis dan Istri sudah membeli keranjang, seharga Rp. 85.000,-. Gambar keranjangnya seperti berikut :
Selain keranjang yang dibeli adalah tapai, untuk membuat MOL (Mikro Organisme Lokal).
Selanjutnya, yang diperlukan adalah sekam, sesudah mencari-cari di tukang tanaman hias, yang didapatkan hanya sekam bakar .., dan berhari-hari sejak itu, belum sempat jalan-jalan lagi untuk mencari sekam .. :(.
Ya, akhirnya rencana awal ini gagal karena hanya masalah sepele, tidak ada sekam.
Tapi sebenarnya ada satu lagi yang menjadi penyebab kegagalan, apa tebak ? komunikasi. Ya, komunikasi antar anggota keluarga. Karena menyampaikan ide ini kepada sesama keluarga setengah-setangah, tidak dilakukan pertemuan keluarga, presentasi dan mendiskusikan jika progam nol sampah di rumah ini efek sistemasi positif yang akan terjadi seperti apa ...
Karena penyebab itu lah, 'ruh semangat nol sampah', masih kurang terasa di rumah penulis ...
Tetapi setidaknya penulis masih bisa melakukan satu hal kecil terkait program nol sampah ini, yaitu mulai menanam benih-benih cabai dengan memanfaatkan kaleng-kaleng dan botol-botol bekas.
Karena penulis masih miskin tentang penanaman cabai ini, hanya mengikuti how-to sederhana yang dapat dibaca di http://pkm.openthinklabs.com/home/topik/lingkungan-environment/apotek-hidup/referensi/kliping-tanaman-apotek-hidup/cabai/kliping-artikel/bertanam-cabe-di-polybag, hanya bisa berharap semoga 15 hari lagi ada kabar gembira tentang uji coba kecil ini .. :).
Album tentang Program Nol Sampah Negeri Pelangi, dapat dilihat di album Mewujudkan Visi Nol Sampah menjadi Kenyataan!
Ok, mungkin cukup dari penulis ..
Sekarang, bagaimana program nol sampah di rumah Sobat ? Tuliskan pengalamannya dan kirim ke info@negeripelangi.com atau tulis saja langsung di bagian komentar pada artikel ini.
Mari, Kita belajar lebih 'menyayangi' sampah .., mulai dari sekarang!
Assalamu'alaikum Wr.Wb,
Apa kabar sobat ...? bagaimana kabar hatimu hari ini ..? Apa amal yang telah sobat lakukan hari ini ..?
Seringkali kita, silau dengan kekayaan dunia.
Kekayaan dalam hal ini, harta, rupiah, dollar, memang harus diakui, mau tidak mau kekayaan dalam bentuk ini menjadi salah satu hal yg kita kejar, karena tanpa uang, kita 'tidak' bisa memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan ..., karena harta dalam bentuk ini adalah alat tukar yang diakui oleh kita bersama.
Tapi saya bermimpi, boleh kan bermimpi ?, suatu saat nanti, alat tukar itu bukanlah uang .., melainkan tolong menolong agar masing-masing kita tetap memegang erat 'Tali Agama Allah' dengan kuat ..., alat tukar yang pasti tidak akan rugi ...
Kebutuhan utama kita apa sih yang utama ?
1. Sandang, Pangan, Papan
2. Beraktualisasi diri, menyelami segala rahasia di alam ini, karena Allah menciptakan sesuatu, pasti ada alasannya, tidak ada yang sia-sia ...
Yang lainnya ... ? itu kebutuhan sekunder .., menurut hemat saya ...
Sedangkan kita diciptakan, tugas kita tidak lain hanya untuk beribadah, baik vertikal maupun horizontal ...
Jadi, ada alat tukar yang lebih ideal, dari Dinar dan Dirham, salah satu cara untuk merealisasikannya adalah belajar dari sejarah, tetapi terlalu dini untuk menceritkannya secara detail, intinya adalah :
Pedesaan = Madinah, Perkotaan = Makkah.
Tapi bagaimana caranya agar hal ini dapat teralisir... ? Ya tentu saja dicoba .., lakukan eksperimen dengan skala mini..., mulai dari diri sendiri dan keluarga.
Mudah-mudahan tidak ada yg melarang saya untuk bermimpi seperti ini ...
Salam'alaina,
Pelangi Pekayon
Tanyakan pada diri Kita masing-masing, apakah "Darimana, Bagaimana, dan untuk Apa" Rizki yang Kita Peroleh, yang tidak lain adalah titipan dari-Nya, sudah sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Al-Qur'an dan Hadits ?
Orang tua sering memberi nasihat, bahwa rezeki itu bukanlah sebuah matematika sederhana, karena kalkulator yang kita memiliki acap kali salah, hanya kalkulator Yang Maha Kaya yang selalu benar, tidak selalu salah .., DIA memberikan rezeki kepada siapa saja yang DIA kehendaki.
Ketika belum menikah, tentu berapapun uang yang ada dikantong Kita tidak jadi masalah, tetapi ketika sesudah menikah, sepertinya prinsip tersebut harus dibuang jauh-jauh dulu ....
Perkiraan pengeluaran, ya.., mungkin ini adalah versi budgeting sederhana di tingkat keluarga, dengan perkiraan ini, kita bisa memperkirakan dengan kasar, minimal.., berapa rupiah yang harus kita bawa pulang tiap bulannya, agar tidak terjadi minus dalam neraca keuangan keluarga ...
Contoh Perkiraan Biaya Pengeluaran yang sederhana adalah sebagai berikut :
No | Nama Pengeluaran | Biaya |
---|---|---|
1 | Belanja Bulanan (Sabun, Susu, dll) | 200.000,- |
2 | Memberi Orang Tua | 400.000,- |
3 | Memberi Mertua | 200.000,- |
4 | Membayar Koneksi Internet | 175.000,- |
5 | Ongkos | 600.000,- |
6 | Menabung | 500.000,- |
7 | Biaya Kontrakan | 500.000,- |
8 | Listrik | 100.000,- |
9 | Dapur | 500.000,- |
10 | Tambahan Biaya Pendidikan untuk Adik | 200.000,- |
Total | 3.375.000,- |
Bagaimana menurut Anda tentang Perkiraan Biaya Pengeluaran diatas ? apakah normal .. ?
Ok, sekarang coba Kita tengok bagaimana kondisi UMR (Upah Minimum Regional) di Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Upah_minimum_regional
Setelah melihat UMR, mungkin Anda akan sedikit kaget ... :), bagaimana ini ?
Ok, mungkin tulisan tentang manajemen Keuangan Keluarga Seri 1 yang super sederhana satu sampai disini dulu, sekarang saya tunggu komentar Sobat, bagaimana jika :
Ditunggu komentar.... , dan diskusinya ...
Awwb,
Sobat NP ysh,
Baru bincang-bincang tadi dengan seorang sahabat .., dan agak tergelitik dan termenung juga, apa arti ke-ikhlasan itu dalam perjuangan (baca: dalam berwirausaha ala NP), saya pribadi belum siap menjabarkan-nya, karena masih dalam pencarian makna ikhlas itu jika diterapkan seperti apa ..?
Terkait dengan perbincangan yg masih menyangkut ikhlas, akhirnya diputuskan untuk menambah 1 dari nilai-nilai NP, yg tidak lain adalah kata-kata yg sering kita dengar sejak kecil, yg ditambahkan adalah komponen zuhud, karena role model yg dijadikan NP salah satunya adalah cucu nya Khalifah Umar bin Khattab, Umar bin Abdul Aziz
Nilai-Nilai NP
Selain itu terdapat perubahan pada visi dan misi, sudah beberapa bulan yg lalu, tapi belum pernah saya posting ke milis ini saya pikir.
Misi poin 4 yang pada awal nya merupakan bagian dari Visi, kita jadikan Misi, karena saya pikir lebih baik seperti itu .. :), karena Visi poin 4 lebih mencakup banyak hal, dan Misi poin 4 ini merupakan salah satu implementasi visi poin 4.
Visi pun ditambahkan, no 1, membumikan Al-Qur'an, karena ini adalah pegangan utama NP.
Garuda di tangan ku, Al-Qur'an di dadaku ...
Sekian ..
Selamat menikmati kesyahduan di malam-malam terakhir di bulan yg penuh kemuliaan ini ...
Sumber : Milis Komunitas NP
Menurut Beverage Marketing Corp, rakyat Amerika rata-rata mengkonsumsi 6 liter air kemasan pada tahun 1976.